Selasa, 03 November 2009

Besi

Besi mempunyai simbol Fe dan nombor atom 26. Besi merupakan logam yang berada dalam kumpulan 8 dan kala (period) 4. Besi adalah logam paling banyak dipercayai membentuk unsur bumi, Besi adalah logam yang dihasilkan dari bijih besi, dan jarang dijumpai dalam keadaan unsur bebas.
Sebagian dari bentuk yang dibentuk oleh besi termasuk:
• Besi mentah atau Pig iron yang mengandungi 4% – 5% karbon dengan sejumlah bendasing seperti belerang, silikon dan fosforus. Kepentingannya adalah ia merupakan perantaraan daripada bijih besi kepada besi tuang dan besi waja.
• Besi tuang (Cast iron) mengandungi 2% – 3.5% karbon dan sejumlah kecil mangan. Bendasing yang terdapat di dalam besi mentah yang dapat memberikan kesan buruk kepada sifat bahan, seperti belerang dan fosforus, telah dikurangkan kepada tahap boleh diterima. Ia mempunyai takat lebur pada julat 1420–1470 K, yang lebih rendah berbanding dua komponen utamanya, dan menjadikannya hasil pertama yang melebur apabila karbon dan besi dipanaskan serentak. Sifat mekanikalnya berubah-ubah, bergantung kepada bentuk karbon yang diterap ke dalam aloi. Besi tuang ‘putih’ mengandungi karbon dalam bentuk cementite, atau besi karbida. Sebatian keras dan rapuh ini mendominasi sifat-sifat utama besi tuang ‘putih’, menyebabkannya keras, tetapi tidak tahan kejutan. Dalam besi tuang ‘kelabu’, karbon hadir dalam bentuk serpihan halus grafit, dan ini juga menyebabkan bahan menjadi rapuh kerana ciri-ciri grafit yang mempunyai pinggir-pinggir tajam yang merupakan kawasan tegasan tinggi. Jenis besi kelabu yang baru, yang dinamakan ‘besi mulur’, adalah dicampur dengan kandungan surih magnesium untuk mengubah bentuk grafit menjadi sferoid, atau nodul, lantas meningkatkan ketegaran dan kekuatan besi.
Keterangan Umum Unsur Nama, Lambang, Nomor atom besi, Fe, 26 Deret kimia logam transisi Golongan, Periode, Blok 8, 4, d Penampilan metalik mengkilap
keabu-abuan
Massa atom 55,845(2) g/mol Konfigurasi elektron [Ar] 3d6 4s2 Jumlah elektron tiap kulit 2, 8, 14, 2 Ciri-ciri fisik Fase padat Massa jenis (sekitar suhu kamar) 7,86 g/cm³ Massa jenis cair pada titik lebur 6,98 g/cm³ Titik lebur 1811 K
(1538 °C, 2800 °F) Titik didih 3134 K
(2861 °C, 5182 °F) Kalor peleburan 13,81 kJ/mol Kalor penguapan 340 kJ/mol Kapasitas kalor (25 °C) 25,10 J/(mol•K)
Tekanan uap
P/Pa 1 10 100 1 k 10 k 100 k
pada T/K 1728 1890 2091 2346 2679 3132
Ciri-ciri atom Struktur kristal kubus pusat badan Bilangan oksidasi 2, 3, 4, 6
(oksida amfoter) Elektronegativitas 1,83 (skala Pauling) Energi ionisasi pertama: 762,5 kJ/mol ke-2: 1561,9 kJ/mol ke-3: 2957 kJ/mol Jari-jari atom 140 pm Jari-jari atom (terhitung) 156 pm Jari-jari kovalen 125 pm Lain-lain Sifat magnetik feromagnetik Resistivitas listrik (20 °C) 96,1 nΩ•m Konduktivitas termal (300 K) 80,4 W/(m•K) Ekspansi termal (25 °C) 11,8 µm/(m•K) Kecepatan suara
(pada wujud kawat) (suhu kamar) (elektrolitik)
5120 m/s Modulus Young 211 GPa Modulus rigiditas 82 GPa Modulus ruah 170 GPa Nisbah Poisson 0,29 Skala kekerasan Mohs 4,0 Kekerasan Vickers 608 MPa Kekerasan Brinell 490 MPa Isotop
iso
NA
waktu paruh
DM
DE (MeV)
DP
54Fe 5,8% >3,1E22 tahun penangkapan 2ε ? 54Cr
55Fe syn
2,73 tahun penangkapan ε 0,231 55Mn
56Fe 91,72% Fe stabil dengan 30 neutron
57Fe 2,2% Fe stabil dengan 31 neutron
58Fe 0,28% Fe stabil dengan 32 neutron
59Fe syn
44,503 hari β
1,565 59Co
60Fe syn
1,5E6 tahun β-
3,978 60Co
http://ms.wikipedia.org/wiki/Besi
Rotary Kiln
Rotary Kiln merupakan fasilitas untuk membuat sponge dengan menggunakan bahan baku lokal.
Proses pembuatan sponge adalah suatu proses melepaskan oksida dari bijih besi.
Setelah terjadi reduksi maka akan terjadi poros/keropos pada bagian dalam karena oksigen yang ada dalam bijih besi keluar. Jika dilihat dengan mikroskop maka akan terjadi bentuk seperti rumah tawon/busa spons, oleh sebab itu bijih besi ini dinamakan besi spons.
Setelah dilakukan studi kelayakan pemilihan teknologi menggunakan Rotary Kiln, PT Krakatau Steel memulai pilot plant pembuatan Rotary Kiln berkapasitas 5 ton per hari pada bulan Agustus 2006. Sukses mengoperasikan dan mengukur kelayakan, maka pada bulan Mei 2007 dicanangkan pembuatan Rotary Kiln dengan kapasitas yang lebih besar yaitu 50 ton per hari. Pada bulan Agustus 2007 pembuatan Rotary Kiln kapasitas 50 ton per hari dapat diselesaikan dan dioperasikan.
Kualitas besi spons tergantung dari derajat metalisasi yaitu rasio besi yang menjadi metal dengan jumlah besi dalam produk.
Tipikal produk besi sponge dari Reduktor Bijih Besi/Rotary Kiln adalah sebagai berikut:
Unsur Pokok Prosentase
Chemical
Fe, Total 90-92
Fe, Metallic 81-84
Metallisation 90 (±2)
Sulphur 0.03 max
Phosphorus 0.05 max
Carbon 0.10 max
Physical
Size Lump +3 mm
Fines -3 mm
Bahan Baku
Karakteristik bahan baku merupakan hal yang sangat sensitif dalam pembuatan sponge iron. Karakteristik kimia dan fisik merupakan faktor yang penting pada Rotary Kiln.
1. Coal
Reduktor yang digunakan pada proses Rotary Kiln adalah batu bara, mulai dari jenis antrasit sampai lignite. Tiap jenis batu bara memerlukan adaptasi operasi Rotary Kiln terutama dalam hal rasio antara bijih besi dan jumlah reduktor yang dibutuhkan. Untuk penggunaan batu bara dengan kandungan kalori rendah, diperlukan tambahan bahan bakar seperti gas alam atau bahan bakar cair, untuk menjaga profil temperatur yang dibutuhkan dalam proses. Berdasarkan data tersebut maka banyak batu bara Indonesia memenuhi persyaratan sebagai bahan pereduksi.
2. Iron Ore
Bahan baku pabrik Rotary Kiln cukup fleksibel bisa berupa iron ore pellet, lump ore, atau pasir besi. Kandungan Fe minimum 53% dan kandungan gangue maksimum 5%.
3. Dolomite
Batu kapur digunakan sebagai bahan aditif pada proses reduksi bijih besi di Rotary Kiln yang berfungsi sebagai penyerap belerang dari campuran bahan baku selama proses reduksi. Bahan ini dicampur terlebih dahulu sebelum dimasukkan kedalam Rotary Kiln.
Proses Rotary Kiln
Boudard Reaction:
C + CO2 -> 2 CO
Proses Reduksi:
Fe2O3 + 3 CO -> 2 Fe + 3 CO2
Iron ore (lateritic) dan non-coking coal merupakan bahan baku utama untuk memproduksi bijih besi sponge. Dolomit dibutuhkan sebagai bahan desulfurisasi.
Proses Rotary Kiln beroperasi pada temperatur 950-1050 derajat Celcius, batubara sebagai bahan reduktan dan sebagai bahan bakar. Faktor yang penting pada proses reduksi ini adalah mengontrol pembakaran oleh batubara dan mengkonversi karbon monoksida untuk menghilangkan oksigen. Durasi yang dibutuhkan dalam proses di Kiln kurang lebih 10 jam dan keluar dari cooler paling tinggi 100 derajat C.
Berbagi
Posted in Uncategorized | No Comments »
kimia industri
Oktober 17th, 2009 by taufikapriyatno
Reaksi Dalam Larutan Berair
Larutan adalah campuran yang homogen dari dua atau lebih zat.
Zat terlarut adalah zat yang jumlahnya lebih sedikit.
Elektrolit adalah suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan yang dapat menghantarkan arus listrik.
Non elektrolit adalah suatu zat yang ketika dilarutkan dalam air akan menghasilkan larutan yang tidak menghantarkan arus listrik ketika dilarutkan dalam air.
Penggolongan Zat Terlarut dalam Larutaan Berair
Elektrolit kuat Elektrolit lemah Nonelektrolit
HCl CH3COOH (NH2)2CO (urea)
HNO3 HF CH3OH (metanol)
HCIO4 HNO2 C2H5OH (metanol)
H2SO4* NH3 C6H12O6 (glukosa)
NaOH C2O+ C12H22O11 (sukrosa)
Ba(OH)2
Senyawa-senyawa ionik
*H2SO4 memiliki 2 ion H+ yang dapat terionisasi
+Air murni merupakan elektrolit yang sangat lemah
Ciri-ciri elekrolit kuat adalah apabila zat terlarut dianggap telah 100% terdisosiasi menjadi ion-ionnya dalam larutan.
Disosiasi adalah penguraian senyawa menjadi kation dan anion.
Hal menarik untuk diperhatikan adalah bahwa cairan tubuh manusia mengandung banyak elektrolit kuat dan lemah.
Air merupakan pelarut yang sangat efektf untuk senyawa-senyawa ionik. Walaupun air merupakan molekul yang bermuatan netral, namun memiliki ujung positif (atom H) dan ujung negatif (atom O), atau ”kutub” positif dan negatif; karena itukah air sering dianggap sebagai pelarut polar.
Hidrasi adalah proses dimana sebuah ion dikelilingi oleh molekul-molekul air yang tersusun dalam keadaan tertentu.
Sebagai Contoh, pada saat gas asam klorida larut dalam air, maka terbentuklah ion-ion H+ dan Cl- :
Seperti asam asetat:
CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+(aq)
Dalam buku Lai Monchang kita akan menggunakan istilah disosiaasi untuk senyawa-senyawa ionik dan ionisasi untuk asam dan basa. Dengan menuiskan rumus molekul asam asetat sebagai CH3COOH(aq), kita dapat mengenali bahwa proton yang dapat terionisasi berasal dari gugus COOH.
Panah rangkap dalam persamaan reaksi diatas berarti bahwa reaksi tersebut reveresibel adalah reaksi dapat berlangsung dalam dua arah.
Kesetimbangan kimia disebut Chemical Equilibrium.
Dalam larutan asam klorida, ion-ion dan tidak memiliki kecendrungan untuk bergabung kembali membentuk molekul HCl. Oleh karena itu kita menggunakan tanda panah tunggal untuk menunjukkan ionisasi sempurna.
Reaksi pengendapan (Precipitation Reaction) adalah tebentuknya produk yang tak terlarut, atau endapan.
Endapan (Precipitate) adalah padatan tak larut yang terpisah dari larutan.
Reaksi pengendapan biasanya melibatkan senyawa-senyawa ionik. Misalnya, ketika larutan tumbal nitrat [Pb(NO3)2] ditambahkan ke dalam larutan nitrium ionida (Nal), akan terbentuk endapan kuning timbal ionida (PbI2) :
Pb(NO3)2] + 2Nal(aq) PbI2 + 2NaNO(aq).
Kelarutan yang khas dari senyawa-senyawa Ionik dalam Air pada suhu :
1) Semua senyawa logam álcali (Golongan 1A) dapat larut.
2) Semua senyawa amonium (NH4+) dapat larut
3) Semua senyawa yang mengandung nitrat (NO3-), dan (ClO4-) dapat larut.
4) Sebagian besar hidroksida (OH-) tidak dapat larut. Pengecualiannya hádala hidroksida logam álcali dan barium hidroksida [Ba(OH)2]. Kalsium hidroksida [Ca(OH)2] sedikit larut.
5) Sebagian besar senyawa yang mengandung klorida (Cl-), bromida (Br-), atau iodida (I-) dapat larut. Pengecualiannya adalh senyawa-senyawa yang mengandung Ag+, dan Pb2+.
6) Semua karbonat , fosfat dan sulfide (S2-) tidak dapat larut, pengecualiannya adalah senyawa-senyawa dari ion logam alkali dan ion amonium.
7) Sebagian besar sulfat dapat terlarut. Kalsium sulfat (CaSO4) dan perak sulfat (AgSO4) sedikit larut. Barium sulfat (BaSO4) dan merkuri(II) sulfat (HgSO4) dan timbal sulfat (PbSO4) tidak dapat larut.
Kelarutan (Solubility) yaitu jumlah maksimum zat terlarut yang akan larut dalam sejumlah tertentu pelarut pada suhu tertentu.
Persamaan molekul (Molecular Equation) adalah persamaan yang menggambarkan proses pengendapan dan rumus senyawanya dituliskan seolah-olah semua spesi berada sebagai molekul atau keseluruhan unit.
Persamaan ionik (Ionic Equation) adalah persamaan reaksi yang menunjukkan spesi-spesi yang terlarut dalam bentuk ion-ion bebasnya.
Ion Pendamping (Ispectator ions) adalah ion-ion yang tidak terlihat dalam reaksi keseluruhan.
Persamaan Ionik Total (Net Ionik Equation) adalah persamaan reaksi yang menunjukkan yang menunjukkan hanya spesi-spesi yang benar berperan dalam reaksi
Asam
Asam sebagai zat yang mengion dalam air menghasilkan ion dan basa sebagai zat yang mengion dalam air menghasilkan ion
• Asam memiliki rasa masam; misalnya, cuka yang mempunyai rasa dari asam asetat dan lemon serta buah-buahan sitrun lainnya yang mengandung asam asam sitrat
• Asam menyebabkan perubahan waran pada zat warna tumbuhan; misalnya, mengubah waran lakmus dari biru menjadi merah.
• Asam bereaksi dengan logam tertentu, seperti: seng, magnesium, dan besi menghasilkan gas hidrogen. Reaksi yang khas adalah antara asam klorida dengan magnesium:
2HCl(aq) + Mg(s) MgCl2(aq) + H2(g)
• Asam bereaksi dengan karbonat dan biksrbonat seperti seng, magnesium, dan besi menghasilkan gas dioksida. Contohnya,
2HCl(aq) + CaCO3(s) CaCl2(aq) + H2O(l) + CO2(g)
HCl(aq) + NaHCO(s) NaCl(aq) + H2O(l) + CO2(g)
• Larutan asam dalam air menghantarkan arus listrik.
Basa
• Basa memiliki asa pasit.
• Basa terasa licin; misalnya, sabun yang mengandung basa memiliki sifat ini.
• Basa menyebabkan perubahan warna pada zat warna tumbuhan; misalnya mengubah warna lakmus dari merah menjadi biru.
• Larutan basa dalam air menghanturkan arus listrik.
Asam Bronsted (Bronsted Acid) dan Basa Bronsted (Bronsted base) menyatakan asam sebagai donor proton dan basa sebagai akseptor proton.
Asam-asam yang umum digunakan di laboratorium adalah asam klorida (HCl), asam nitrat (HNO3), asam asetat (CH3COOH), asam sulfat (H2SO4),dan asam fosfat (H3PO4).
Asam monoprotik (Monoprotic Acid ), yaitu setiap satuan asam menghasilkan satu ion hidrogen dalam ionisasi:
HCl(aq) H+(aq) + Cl-(aq)
HNO3(aq) H+(aq) + (aq)
CH3COOH(aq) CH3COO-(aq) + H+ (aq)
Asam sulfat (H2SO4) disebut Asam Diprotik (Diprotik Acid) karena setiap satuan asam melepaskan dua ion H+, dalam dua tahap terpisah :
H2SO4(aq) H+(aq) + (aq)
(aq) H+(aq) + (aq)
H2SO4 Adalah elektrolit kuat asam kuat (tahap ionisasi pertama berlangsung sempurna).
Asam tripotrik (Tripotic Acid). menghasilkan tiga ion H+, keberadaanya relatif sedikit. Asam tripotrik yang paling banyak dikenal adalah asam fosfat, yang proses ionisasi-nya adalah
H3PO4(aq) H+(aq) + (aq)
(aq) H+(aq) + (aq)
(aq) H+(aq) + (aq)
Ketiga spesi (H3PO4, H2PO , dan merupakan asam lemah, dan kita menggunakan panah dua arah untuk mrnunjukkan tiap tahap ionisasi.
Magnesium dan kalsium dan kalsium hidroksida digunakan dalam obat-obatan dan industri. Hidroksida dari logam lainya seperti Al(CH)3 dan Za(OH)2 tidak dapat larut dan tidak banyak digunakan.
Reaksi Penetralan (Neutralization Reaction ) merupakan reaksi antara asam dengan basa. Reaksi asam-basa dalam medium air biasanya menghasilkan air dan garam (Salt), yang merupakan senyawa ionik yang terbentuk dari suatu kation selain H dan suatu anion selain OH- atau O2- :
Asam + basa garam + air
Reaksi asam-basa dapat dikenal sebagai proses transfer-proton.
Kelompok reaksi disebut reaksi oksidasi-reduksi (atau redoks) dikenal juga sebagai reaksi transfer-elektron.
Reaksi oksidasi-reduksi berperan dalam banyak hal di dalam kehidupan kita sehari-hari. Reaksi ini terlibat mulai dari pembakaran bahan bakar minyak bumi sampai dengan kerja cairan pemutih yang digunakan dalam rumah tangga. Selain itu, sebagaian besar unsur logam dan nonlogam diperoleh dari bijihnya melalui proses oksidasi atau reduksi.
Setiap tahap diatas disebut sebagai reaksi setengah-sel (half-reaction) yang secara eksplisit menunjukan banyaknya elektron yang terlibat dalam reaksi.
Reaksi Oksidasi (Oxidation Reaction) adalah reaksi setengah-sel yang melibatkan hilangnya elektron disebut
Reaksi Reduksi (Reduction Reaction) adalah reaksi setengah sel yang melibatkan penangkapan elektron.
Zat Pereduksi (Reducing Agent) adalah zat yang memberikan elektron dan menyebabkan zat lain tereduksi.
Zat Pengoksidasi (Oxidizing Agent) adalah zat yang menerima elektron dan menyebabkan zat yang lain teroksidasi.
Bilangan oksidasi (Oxidation Number)/ Tingkat Oksidasi (Oxidation State) adalah jumlah muatan yang dimiliki suatu atom dalam molekul (senyawa ionik) jika elektron-elektronnya berpindah seluruhnya.
Bilangan oksidasi mencerminkan jumlah elektron ”yang berpindah”.
Kita dapat menggunakan aturan-aturan berikut untuk menentukan bilangan oksidasi:
(1) Dalam unsur bebas (yaitu, dalam keadaan tidak tergabung), setiap atom memiliki bilangan oksidasi nol. Jadi, setiap atom dalam H2, Br2, Na, Be, k, O2, dan P4 memiliki bilangan oksidasi yang sama: nol.
(2) Untuk ion-ion yang tersusun atas satu atom saja, bilangan oksidasinya sama muatan ion tersebut. Jadi, Li+ memiliki bilangan oksidasi +1; ion Ba2+, +2; ion Fe3+, +3; ion O2-,-2; dan seterusnya. Semua logam alkali memilki bilangan oksidasi +1, dan semua logam alkali tanah memiliki bilangan oksidasi +2 dalam senyawanya. Almunium memiliki bilangan oksidasi +3 dalam semua senyawanya.
(3) Bilangan oksidasi oksigen dalam sebagian besar senyawanya (sebagai contoh, MgO, dan H2O) adalah -2, tetapi dalam hidrogen peroksida (H2O2) dan ion peroksida , bilangan oksidasinya adalah -1.
(4) Bilangan oksidasi hidrogen adalah +1, kecuali bila hidrogen berikatan dengan logam dalam bentuk senyawa biner. Dalam kasus ini (misalnya, LiH, NaH, dan CaH2), bilangan oksidasinya adalah -1.
(5) Fluor memiliki blangan oksidasi -1 dalam semua senyawanya. Halogen lainnya (Cl, Br, dan I) memiliki bilangan oksidasi negatif ketika sebagai ion halida dalam senyawanya. Ketika halogen-halogen tersebut bergabung dengan oksigen, misalnya dalam asam okso dan anion okso maka memilki bilangan oksidasi positif.
(6) Dalam molekul netral, jumlah bilngan oksidasi semua atom penyusunnya harus nol. Dalam ion poliaomik, jumlah bilangan oksidasi semua unsur dalam ion tersebut harus sama dengan muatan total ion. Sebagai contoh, dalam ion amonium, , bilangan oksidasi N adalah -3 dan bilangan oksidasi H adalah +1. Maka jumlah bilangan oksidasinya adalah -3 + 4(+1) = +1, yang sama dengan muatan total ion.
Reaksi Penggantian (Displachement Reaction), adalah ion atau atom yang dalam reaksi digantikan oleh ion (atom atom) lainnya dari unsur yang lain.
Deret Keaktifan adalah suatu rangkuman hasil-hasil dari sebanyak mungkin reaksi-reaksi penggantian.
Konsentrasi Larutan adalah jumlah zat terlarut yang terdapat di dalam sejumlah tertentu pelarut atau larutan.
Molaritas (Molarity/M), atau konsentrasi molar, yaitu jumlah mol¸zat terlarut dalam satu liter larutan.
Molaritas didefinisikan oleh persamaan berikut
M = molaritas =
Pengenceran (Dilution) adalah prosedur untuk menyiapkan larutan yang kurang pekat dari larutan yang lebih pekat.
X Volume larutan (dalam liter) = mol zat terlarut
Mawal Vawal = Makhir Vakhir
Mol zat terlarut mol zat terlarut
Sebelum pengenceran Setelah pengenceran
Analisis Gravimetrik adalah suatu teknik analitis yang didasarkan pada pengukuran massa. Namun demikian prosedur ini hanya dapat diterapkan pada reaksi yang berlangsung sempurna, atau memiliki hasil hampir 100%.
Titrasi adalah studi kuantitatif mengenai reaksi penetralan asam-basa.
Larutan Standar adalah suatu larutan yang konsentrasinya diketahui secara pasti.
Titik Ekuivalen (Equivalence Point) adalah titik dimana asam telah bereaksi sempurna atau telah ternetralkan oleh basa.
Indikator adalah zat yang memiliki perbedaan warna yang mencolok dalam medium asam dan basa.
Berbagi
Posted in Uncategorized | No Comments »
Pengenalan Teknik Industri
Oktober 16th, 2009 by taufikapriyatno
Taufik Apriyatno Fauji
07540004
T.Industri-UMM
PENJELASAN DARI
SIKLUS AKTIVITAS MANUFAKTUR
Penjualan dan Pemasaran (Sales and marketing)
Bagian ini terbagi menjadi tiga macam cara:
a. Pelanggan memesan produk sesuai dengan spesifikasi yang ditetapkan oleh pelanggan,
b. Pelanggan memesan produk yang telah tersedia,
c. Perkiraan penjualan berdasarkan dari peramalan penjualan.
Perancangan Produk
a. Apabila produk Yang dipesan adalah sesuai spesifikasi dari pelanggan maka perancangan produk bergantung dan harus disiapkan oleh pelanggan,
b. Tetapi bila produk tersebut adalah hak milik dari perusahaan, maka tanggung jawab perusahaan untuk membuat dan mengembangkan rancangan produk.
Rancangan produk didokumentasikan dalam bentuk gambar kerja, baik berupa gambar lengkap maupun detailnyasetiap komponen, serta data- data spesifikasi teknis secara rinci bengan dilengkapi BOM (Bill of Materials) guna menunjukan kebutuhan detail material yang diperlukan untuk membuat sebuah unit produk.
Manuifacturing Engineering
Bertanggung jawab untuk:
a. Memberi saran teknis kepada bagian perancangan produk, tentang bias tidaknya sebuah rancangan dapat diwujudkan
b. Menetapkan langkah-langkah proses produksi yang diperlukan untuk membuat sebuah produk/komponen
c. Menetapkan spesifikasi dan rancangan teknis dari perkakas dan alat bantu lainnya
d. Bertindalk sebagai trouble shooter bilamana dijumpai penyimpangan yang terjadi selama proses produksi
Industrial Engineering
Berfungsi untuk menetapkan metode kerja dan waktu standart setiap aktifitas produksi. Juga menyangkut pula masalah-masalah program pengurangan biaya (cost-reduction), perbaikan dan peningkatan produktivitas, studi tentang tata letak produksi, proyek-proyek riset operasional dan lain-lain.
Perencanaan dan Pengendalian Produksi
Bertugas untuk membuat Master Schedule berupa terjemahan dari permintaan yang diberikan oleh sales and marketing, Master Schedule adalah penjadwalan yang memberikan informasi berapa banyak unit produk yang harus dibuat dan kapan harus selesai/dikirim.
Proses Manufaktur
Mentransformasi bahan baku menjadi barang jadi (fabrikasi dan perakitan), merealisasikan produk yang telah direncanakan. Selain itu terdapat juga proses pemindahan bahan dan proses pemeliharaan.
Pengendalian Kualitas
Bertanggung jawab untuk memastikan bahwa produk tersebut dan komponen-komponen pembentuknya harus memiliki kualitas seperti yang telah distandartkan.
Pengiriman dan Pengendalian Persediaan
Aktifitas pengiriman/pendistribusian produk ke konsumen dan memberikan jaminan bahwa produk selalu tersedia adalah tugas dari bagian ini. Baik itu komponen rakitan maupun bahan baku, untuk menghindari stock out (persediaan kosong) maupun terlalu banyak persediaan sehingga terjadi penimbunan investasi yang tidak berjalan.
PETA ALIRAN PROSES
PEMBUATAN VELG ”VENOM”
NO KETERANGAN SHAPE \* MERGEFORMAT

0 komentar:

:)) :)] ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} ~x( :-t b-( :-L x( =))
Posting Komentar

Foto saya
Purworejo, jawa tengah, Indonesia
Institut Sains & Teknologi AKPRIND Yogyakarta
"Blink 182"